Kamis, 23 Mei 2013

Ucapan Cinta Ala Penyair (UCAP) #1 untuk Lelaki di balik "Benteng"



buku kumpulan puisi & prosa
UCAP #1
Wow! Entah apa yang bisa kuucapkan selain alhamdulillah pada Sang Khaliq. Di saat lagi jenuh, bosan, penuh pengharapan segera dapat pekerjaan atau tulisan cerpen bisa menang lomba atau dimuat di majalah tapi tak kunjung datang DIA memberikan hadiah istimewa.

Beberapa waktu lalu iseng coba ikut lomba puisi yang temanya aku banget! Iya, romans-romans gitu deh. UCAP alias Ucapan Cinta Ala Penyair oleh sebuah penerbit dari Malang Meta Kata Nah, karena pada waktu itu lagi teringat sang (mantan) gebetan yang sudah merantau nun jauh terpisah lautan akhirnya bikin deh, secara instan. Malam itu juga buat, malam itu juga aku kirimkan. Cuman butuh waktu sekitar 1 jam buat ngrangkai kata plus editing. :D

Info lomba itu kusebar juga (karena satu syarat ikut lomba suruh nyebar info ke-25 orang lewat akun jejaring sosial). Terus setelah kukirim ya sudah mengalir begitu saja. Nothing to lose. Menang alhamdulillah, enggak juga nggak apa-apa. :p

Tapi apa yang terjadi? Pengumuman pemenang lomba maju sehari. Waktu itu aku tahu up date karya terpilih dari home blog. Ada namaku di situ urutan ke-3. Setelah aku lihat blognya aku masuk 111 karya terpilih!! Senangnya. Dan itu sudah terjamin akan dibukukan. \O/. And then... ya kukira aku tak dapat juara. Ternyata semakin kursor kugerakkan ke bawah wallaaaa.... #8!!! Hahaha.... tak sangka daku. Puisi itu... ah, entah apa yang dipertimbangkan juri sampai masuk #8 besar. Tapi... aku senang! Seketika lubang kecil di sudut mata ini mulai mengeluarkan cairan air berlebih. Air mata yang bikin mata berkaca-kaca maksudnya. Ah, Tuhan membawa “angin segar” untukku. Ternyata... karyaku bisa diapresiasi sampai sedemikian rupa. 

Aku bukan orang romantis sih dan nggak jago bikin puisi. Dulu waktu SMP sering tapi setelah itu nggak ah. Ternyata banyak senior yang lebih jago. Bahasanya sastra banget. Puisi-puisiku tak ada artinya. Hanya berkecimpung di dunia romantis dan tak banyak kata indah sastranya. Ya, memang aku tak begitu suka sastra dengan konten berat yang membuatku harus jungkir balik dan jambak rambut untuk memahaminya. Tak sampai otakku berpikir ke arah sana :D

Puisi
based on true story itu aku persembahkan untuk (mantan) gebetan yang merantau menimba ilmu yang mungkin nggak pernah tahu, nggak pernah sadar aku pernah suka. Ah, tapi berkat dirimu aku bisa “menelurkan” sebuah karya dan menang. Kalau saja ini adalah ajang penghargaan dan hadiahnya berupa piala, dedikasi pertamaku ya untuk lelaki bernama... bernama... xoxoxox... RAHASIA. :p terima kasih untuk semua pengalaman sepihak yang berharga ini. Harapku, semoga kamu bahagia dengan hidupmu.  

Atas apresiasi ini saya ucapkan begitu banyak terima kasih untuk juri penerbit Meta Kata. Kemudian teman2 terdekatku yang sudah sering memberikan motivasi bahkan saran & kritikan ini dan itu yang membangun Altami, Intan, mbak Maya, Yuli Asih Putri, Andi, Weni dkk yang tak bisa disebutkan satu per satu. Orangtua yang tak tahu anaknya punya sense of romantic juga (ada darah romantis dari ayah? Dari ibu? Ehmm... kurasa tidak. Hohoho. Dari eyang? Dari buyut? Entah!). Adik-adikku, Adi & Agung, lihatlah mbakmu yang bisa romantis ternyata ^^. Kemudian terutama adalah Allah SWT yang selalu bisa menyembuhkan luka para hamba-Nya di kala sedih, sendu, pilu, perih, pedih. Tak ada yang abadi. Semua akan berganti. Seperti hidup ini bak roda yang terus berputar. Alhamdulillah... :) 
Mau tahu puisinya seperti apa? cek di sini >> Aku, Kamu, Benteng 
Happy Reading :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ditunggu kritik dan saran membangun yah :)