sumber |
Judul Buku :
(Bukan) Salah Waktu
Penulis :
Nastiti Denny
Penerbit :
PT. Bentang Pustaka
Tahun Terbit : Desember 2013
(Cetakan Pertama)
Tebal :
viii + 248 halaman
Harga :
- (didapat dari kuis yang diselenggarakan penulis :) )
Jangan Menikah Jika Tak Kuat Mental!
Sekar dikejar-kejar mimpi buruk tentang masa
lalu yang ia sembunyikan dari suami tercinta, Prabu. Ia tidak ingin keluarga
Prabu yang fokus pada reputasi baik orang lain, harus menerima kenyataan bahwa
dirinya adalah “produk” dari perceraian – yang ia tidak ketahui sebab-musababnya.
Yang ia tahu, dulu orangtuanya sering bertengkar karenanya.
Namun ternyata Prabu juga menyembunyikan masa
lalu, justru lebih rumit dengan mantan kekasih dan melibatkan ayahnya. Laras,
sang mantan, datang secara perlahan ke dalam kehidupan barunya bersama Sekar. Mengusik
perlahan kemudian menukik tajam bersamaan fakta yang terungkap tentang ayahnya
dan tentang anak yang tak pernah ia ketahui sudah lahir ke dunia.
Sekar dan Prabu dirundung masalah dari masa
lalu secara bersamaan sehingga merenggangkan hubungan mereka. Bahkan Sekar
yang tak sengaja tahu masa lalu Prabu menjadi layu kepercayaannya pada Prabu.
Namun pada akhirnya, keduanya saling menyadari tak bisa berpindah ke lain hati
kendati “guncangan” ada di depan mata.
Novel ini mengisahkan bahwa ada rahasia di balik rahasia. Ya, novel
ini mengisahkan setiap konflik secara step
by step dan pasti pada pungkasannya tapi tidak terduga. Hal ini membuat
pembaca benar-benar terkecoh. Ketika dikiranya sudah bertemu jawaban dari
permasalahan di awal, ternyata masih ada lagi. Namun yang sedikit membuat
pembaca bertanya-tanya – terutama yang masih single – adalah bagian ketika Sekar sebagai seorang istri tidak
memberikan kabar sama sekali pada Prabu ketika menjaga mamanya sakit. Pun Prabu
sibuk dengan Laras. Kok, tahan sih, berlama-lama tidak saling tukar kabar?
Karakter Sekar dan Prabu cukup detil digambarkan
melalui dialog dan narasi. Namun pembaca harus sedikit meraba-raba untuk
membayangkan fisik dari keduanya, pun tokoh lain. Sedangkan bicara soal setting, novel ini menuliskan secara
rinci kondisi suasana yang dialami tokoh. Bahasanya pun sangat lugas, mengingatkan
pembaca bahwa ini novel “rasa” Indonesia (nama tokoh sampai konflik) di tengah maraknya
novel-novel populer yang mengusung tema-tema budaya barat. Mengingatkan pembaca
juga pada novel Mira W yang beberapa di antaranya juga berkisah tentang rumah
tangga beserta konfliknya. Selain itu nilai yang ingin disampaikan penulis juga
bisa dicerna dengan baik yaitu tentang sikap dan tindakan tokoh terhadap
konflik rumah tangganya, kasih sayang orangtua – sekalipun bukan orangtua
kandung – dan penerimaan masa lalu.
Desain sampul manis dan sederhana. Sedangkan blurb, meskipun bisa membuat penasaran
tapi blurb yang berupa
kalimat-kalimat isyarat bisa membuat beberapa calon pembaca malas karena tidak
segera tahu siapa lakon dan masalah di dalam cerita. Bisa saja membuat mereka
menunda memasukkan novel ini ke dalam wish-list.
Secara keseluruhan, novel ini “berbobot”.
Novel ini membagi kisah rumah tangga untuk menghadapi masa lalu yang mendadak
muncul dan mengisahkan cara mereka menghadapinya agar bisa mempertahankan
mahligai rumah tangga. Sementara banyak kasus perceraian di Indonesia yang dapat
dilihat dari banyaknya selebritis yang berbondong-bondong mengajukan gugatan
cerai.
Novel ini berusaha menyampaikan bahwa
kehidupan rumah tangga bukan hanya membutuhkan cinta dan materi melainkan juga
mental baja untuk menyongsong masa depan sampai Tuhan yang memisahkannya dengan
maut.
Bagi yang ingin menikah atau baru saja
menikah, novel ini memberikan semangat dan keyakinan: sedari awal kita harus bermental
baja mencintai, menerima dan mempertahankan pasangan kita sampai maut
menjemput!*
*terdiri dari 499 kata (judul dan
resensi, minus data buku dan intermezo penulis)
Ditulis untuk lomba review novel ‘BSW’
oleh @KampungFiksi dan @BentangPustaka
Untuk Mbak Nastiti, Kampung Fiksi dan Bentang, thanks novelnya yang manis. Semoga suatu saat aku bisa punya rumah
tangga yang manis. #eaaa #tratakdungces #intermezo :D