Selasa, 23 April 2013

Pelayan Masyarakat Macam Apa?!

Tulisan ini tidak bermaksud menyudutkan pihak aparat kepolisian dan semua anggota instansi terkait. Mohon dijadikan bahan saran dan kritik dari masyarakat yang butuh keamanan dan kenyamanan setiap kali berurusan dengan pihak kepolisian, terlepas dari tindak kriminal.

Walaupun sudah agak kadaluarsa cerita ini tak tak apalah. ingin berbagi informasi aja, pengalaman tak mengenakkan yang didapat dari yang -katanya- pelayan masyarakat di instansi kepolisian tepatnya Rabu, 17 April 2013 lalu. 

Waktu itu saya sudah sangat bersemangat mau mengurus SKCK untuk keperluan bekerja. Informasi saya tak banyak tapi saya berpikir datang langsung dapat memberikan informasi akurat mengenai apa saja yang perlu saya persiapkan untuk memperoleh SKCK. 

Pagi harinya saya sudah beres mendapatkan surat pengantar dari tingkat RT sampai polsek kecamatan tempat saya tinggal. Sekitar pukul 10.30 WIB saya ke Polres Pare-Kediri (saya minta maaf kalau saya sebutkan instansinya karena saya benar2 kecewa dengan apa yang saya alami) langsung menuju bagian pengurus SKCK. Bertemu orang pertama cukup ramah seorang ibu2. Saya diberi informasi berkas apa saja yang perlu saya persiapkan. Pergilah saya meng-copy berkas yang diperlukan. 

Usai itu saya menemui pihak kedua pengurusan SKCK. Bertemu bapak2 menyerahkan sebuah formulir yang wajib saya isi. Nah, kecerobohan saya terjadi. Saya tak melihat bahwa ada kolom2 atau pernyataan yang harus diisi di balik halaman pertama. Jadi, saya mendapat 2 formulir. Formulir satu yang ukurannya lebih besar ternyata terdiri dari 2 halaman, saya lupa mengisi halaman kedua dan saya pede masuk kembali ke ruangan bapak2 tadi. Kali itu saya berhadapan dengan bapak2 berbeda yang berkumis bak pak raden. Saya serahkan tapi... -di sinilah mood bagus saya diuji- saya segera menyadari kekeliruan saya yang tak mengisi halaman kedua ketika formulir itu ada di atas tangan2 bapak2 berkumis pak raden itu. Lah... saya ngomongnya "maaf belum diisi," bapaknya melempar kertas ke arah saya! keluar lagi saya (pengisian formulir dipersilakan di laur ruangan). Setelah melengkapi 2 lembar formulir saya masuk lagi, belum sempat masuk, bapak2 berkumis pak raden itu sudah ada di ambang pintu, menerima berkas saya. Masalah kedua muncul, -kembali mood jelek disulut- dengan bicara nada suara agak tinggi beliau mempertanyakan keperluan saya memperoleh SKCK apa? Saya jawab "Melamar Pekerjaan". "Kerja apa? Dimana?". Setelah bicara seperti itu saya sadari kekeliruan saya, tapi tiba2 saja bapak2 berkumis pak raden itu menutup paksa pintu di hadapan muka saya. Oke, saya mundur, membenahi tulisan itu. Saya lengkapi lagi keterangan, "Melamar pekerjaan di perusahaan di Surabaya". Ini mungkin kekeliruan murni saya. saya pikir pembuatan SKCK di Polres, Pare-Kediri itu boleh secara global keterangannya, ternyata tidak, calon penerima SKCK harus menyebutkan dengan jelas misal mau melamar pekerjaan di PT X atau apa. Karena menurut keterangan teman saya di Kabupaten tetangga, pembuatan SKCK boleh secara umum hanya "Melamar Pekerjaan Swasta atau BUMN" jadi SKCK masih digunakan jaga2 dulu karena maklum masih fresh graduate belum tahu pasti ke BUMN atau swasta. Well, saya terima alasan itu tapi yang saya tidak terima bapak2 berkumis pak raden itu kembali melontarkan kata2 bernada tinggi tepat di wajah saya seolah sedang marah2. Dan nampak sekali, pada saat itu beliau tidak sedang dalam kondisi perasaan yang bagus karena seperti ogah-ogahan melayani calon penerima SKCK -entah apa istilahnya-, maksudnya kami yang mau cari SKCK. 

Saya nyatakan saya kecewa berat dengan sikap seperti itu. Mungkin saya memang orang yang sensitif tapi saya yakin pada saat itu ada yang tak beres dengan bapak2 itu. Entah karakter orangnya yang meledak-ledak, bicara lantang atau saat itu suasana hati sedang tidak bagus? Saya tak mau tahu. Mungkin saya egois. Beliau pelayan masyarakat, harusnya bisa memberikan pelayanan terbaik. Bukan ogah-ogahan dan bersikap seenaknya begitu. Abdi negara atau abdi masyarakat macam apa itu??!! Mentang-mentang jadi ujung tombak yang dibutuhkan masyarakat kemudian seenaknya saja memperlakukan tidak baik? 

Saya berpikir, mungkin kita tidak lepas berurusan dengan pihak kepolisian tapi ya kalau bisa diregenerasi bapak2 itu yang sudah tak ramah, terkesan ogah-ogahan melayani masyarakat, regenerasi saja ke pribadi2 muda yang lebih ramah dan melayani masyarakat. Soalnya sudah expired juga kalau mau ditraining pembentukan karakter yang ramah, sabar dan melayani masyarakat. Upppss...

Ya begitulah... dan mohon untuk pihak kepolisian -terutama Polres Pare-Kediri-, pegawai2 sipilnya juga diperhatikan biar kepercayaan masyarakat terhadap aparat bisa lebih meningkat. Dan silakan buat forum penampung saran dan kritik masyarakat yang up to date, lancar, langsung dan akurat. Jangan pakai birokrasi bertele-tele dan bermenye-menye. Masyarakat jengah sudah dengan birokrasi ruwet kayak bolah ruwet.

Sekian.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ditunggu kritik dan saran membangun yah :)