Senin, 06 Juli 2015

Konsep Pernikahan Impian

Hhmmm ... ngomongin pernikahan rasanya seru kalau ngebahas konsep pernikahan impian. :D

Sejujurnya belum terpikirkan secara rinci juga mau konsep pernikahan seperti apa. Tapi kebayang banget kalau:


Prewed (kalaupun ada :D) adalah ala Judika dan Duma Riris sambil duduk di kap jeep sambil sok asik, baju kasual namun rapi. Tapi kali ini bukan di Bromo. Cukuplah Gunung Kelud jadi settingnya. Apalagi nggak ada sumpah serapah pasangan di sana bakal putus, kan? Mengingat legendanya yang mengisahkan pengkhianatan Dewi Kilisuci dari Kediri kepada manusia setengah hewan: Lembu Suro dan Mahesa Suro. Emm ... abaikan soal mitos, legenda, dan bla-bla-bla. Pengin aja prewed di alam tapi bukan laut. Karena agak keder liat laut. Kalaupun agak keder sama ketinggian, toh nggak ke puncak Gunung Kelud juga, kok. Pokoknya feel-nya macem Judika dan Duma Riris


sumber


Akad nikah dihiasi warna down to earth, macem putih, cokelat, bisa juga hijau. Penampilan minimalis tapi tetap terkesan good looking bagi kami (aku dan pasangan). Dihadiri keluarga, sahabat, dan kerabat dekat. Acuanku di sini pernikahannya Vino G. Bastian & Marsha Timothy. :p


sumber


Resepsi tak ubahnya akad nikah, di hutanlah. Bukan hutan belantara, ya. :D Pokoknya masih bernuansa seger dan hijau asri. Terus menu resepsinya adalah semua makanan tradisional bin halal. Sekalipun suami (kalau memang iya) dari lintas budaya bahkan negara, 'tumplekin' deh, makanan khas daerahnya (asal halal, yak!). 

Terus undangannya juga nggak usah banyak-banyak. Kurang dari 500 undangan cukup. Oh, pokoknya nggak mewah amat. Sebab impianku sebisa mungkin adalah menemukan pasangan yang kami menikah adalah hasil jerih payah kami. Jadi sesederhana dan sekhidmat mungkin. Namun begitu tetap diberkahi oleh doa semua pihak. Kalau resepsi ini mungkin konsep pernikahan Andien dan pasangan kali ya, yang jadi 'kiblat'ku. 

sumber
Jadi, kalau ketiga contoh konsep di atas dirangkum, intinya aku pengin konsep pernikahan yang efisien secara biaya. Bukannya pelit dan ngirit, tapi aku dan pasangan pengin memulai semuanya dari kesederhanaan dan mencoba mengandalkan dan menghargai jerih payah bersama. Eksklusif kalangan terdekat. Bukan karena tak mau berbagi kebahagiaan, tapi kami ingin kekhidmatan. Nuansa down to earth. Bukan sekadar kesederhanaan, tapi lebih kepada alam dapat memberikan rasa aman dan nyaman. Alam itu terkesan beringas, tapi aslinya mengayomi. Secara implisit, aku juga pengin pasangan seperti itu. Plus kami akan menua bersama seperti alam semesta. Selamanya berkah. ^_^

Well, coretan ini aku tulis untuk 'Give away The Wedding Plan by Pia Devina' 

Semoga memang terwujud, aamiin. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ditunggu kritik dan saran membangun yah :)