Selasa, 16 September 2014

RAMSES II BIKIN OTAK DAN HATI JUNGKIR BALIK


Judul Buku              : The Mummy/ Ramses The Damned (Terjemahan)
Penulis                     : Anne Rice
Penerbit                   : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit          : Desember 2000 (Cetakan Kedua)
Tebal                         : 608 halaman
Harga                        : - (pinjem dari temen ^.^ )

 


RAMSES II BIKIN OTAK DAN HATI JUNGKIR BALIK


Takjub!
Jujur baru baca novel yang memadukan sejarah-supernatural-romans. Dan langsung suka!
Nggak ngerti sama penulis-penulis yang mengkhayalnya sesuatu tingkat tinggi begini. Geleng-geleng kepala. Mereka jenius!
Soal Ramses II, Cleopatra, mumi, dan tetek bengeknya memang ada (walau nggak pernah ke Mesir juga dan tahu wujud mumi mereka). Tapi ‘ramuan’ Anne Rice menulis novel ini bikin bertanya-tanya ‘benerankah ini?’, ‘apa memang Ramses II berkodrat abadi?’, ‘apa Cleopatra beneran jatuh cinta sama Ramses II?’ Ya ampun, penulis ini bikin otak jungkir balik! Dia bikin tulisan fiksi, yang kemungkinan hasil imajinasi lalu ditambahin ke sejarah sebenernya, dengan begitu ciamik. Mungkin perasaan takjub semacam inilah yang bikin fans novel fantasi Harry Potter tergila-gila banget sama tulisan J.K Rowling. Kalau sudah suka, terpikat, bisa menikmati cerita ini sampai terlena. Sori, lebai, hehehe.
Yang bikin saya betah baca novel ini adalah sisi sejarahnya. Saya suka sejarah dan kepengen tahu masa lalu. Ah, andai memang ada mesin waktu untuk mengetahui fakta sebenarnya di masa lalu. Di samping itu, sentuhan romansanya. Terus saya juga paling demen sama tokoh lelaki yang terlihat tampan-berwibawa-penuh kasih-pengayom-dominan. Gila, kalau Ramses II seganteng itu, apa kabar Nabi Yusuf? *istighfar banyak2*.
Dilhat dari sisi magis, novel ini tidak terlalu membuat bulu kuduk merinding. Karena toh Ramses II di sini – walaupun sebagai pribadi dengan kodrat hidup abadi – hidup kembali sebagai lelaki biasa, tidak punya kekuatan supernatural apa pun, bisa mewek pula. Begitu pula Cleopatra. Cara mereka bangkitlah yang sedikit di luar akal kita-kita ini. Tapi, bisa dicerna dengan sentuhan ilmu kimia zaman modern bahwa sebuah ramuan kimiawi akan memberikan efek pada sel-sel organisme.
Kalau bicara sisi mengerikannya sih jelas, pas bagian Si Ratu Mesir sukses membunuh beberapa korbannya dengan ‘enteng’.
Novel ini bertahun 1989 (saya belum lahir :p), diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia pada tahun 2000 (cetakan ke-2), sangat mudah dicerna. Yang berbelit-belit dan membuat bingung justru deskripsi ceritanya sendiri yang detail sehingga terkesan panjang sampai saya skip. Maklum, nggak sabaran juga. Xoxoxo.
Lalu, ada yang bikin sedikit bertanya-tanya sebenarnya: kenapa Ramses Terkutuk (Ramses II) membangunkan Cleopatra lagi? Hanya ingin uji coba ramuan yang telah lama dia simpan atau yang lain? Tapi, mungkin itulah sisi yang bikin pembaca gemes. Belum lagi si tokoh Julie (yang ditaksir sama Ramses II) ini kok berasa tersihir sama kegantengannya Ramses, jatuh cinta setelah – katakanlah – sekali/ dua kali berinteraksi. Dan sempet mikir, wajahnya Ramses itu ganteng-ganteng Arabic apa Eropa? Soalnya bermata biru, apa memang orang ke-Arab-an ada yang matanya biru? Tapi seru sih, bisa bayangin kegantengannya yang unik itu. Hehehe. Duh, daripada saya spoiler mulu, coba deh baca sendiri, pasti sensasional banget rasanya! ^.^
Penulis membuat ending menggantung yang bikin kesel (jujur, sebel kenapa harus digantung, sih? Hehehe). Ramuan Ramses II diminum oleh orang-orang yang dipilihnya. Apakah akan memberikan efek yang sama mengerikannya seperti yang terjadi pada Cleopatra? Duh, ada sekuelnya nggak sih ini novel? :p Jujur saya baru ‘kenal’ Anne Rice sekarang dan setelah searching ternyata beliau sukanya menulis hal-hal berbau gotic, supernatural, dan tentu saja berbaur dengan romansa.
Novel ini juga memberikan sentuhan psikologi tentang orientasi seksual sesama jenis dan tentang fenomena electra complex, lho. Ternyata fenomena semacam itu sudah ada sejak zaman itu (1914 kalau nggak salah setting waktu novel ini), sementara zaman tersebut mungkin hal-hal semacam itu (penyimpangan orientasi seksual) merupakan hal tabu.
Pokoknya saya suka novel ini. Siapa pula yang nggak meleleh membayangkan lelaki yang gantengnya luar biasa-bermata biru tajem-gagah-berkarisma? :p
Selain itu, gara-gara baca novel jadul ini saya sering menemukan istilah ‘mendoyongkan’ tubuh/ diri (dalam terjemahan). Saya malah sering nemu istilah ‘mencondongkan’ tubuh/diri di novel-novel zaman-zaman ini. Hehehe. Atau masih ada yang pakai kata ‘doyong’? Kok saya jadi inget lagu dangdut ‘waru doyong’ :D. Istilah lainnya lagi yang ‘baru’ yaitu ‘menghela’, di novel ini pemakaiannya bukan hanya untuk ‘menghela napas’ tapi juga ‘menghela tubuh’. Nambah kosa kata dan pemakaiannya yang baru lagiii... asyik! (Berasa jadi Cleopatra di sini yang selalu bilang ‘asyik’ setiap nemu sesuatu yang baru di zaman modern :p)
Pokoknya, novel ini seru! Bintang 5 buat novel ini. :p

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ditunggu kritik dan saran membangun yah :)