Judul Buku : The Mummy/ Ramses The Damned (Terjemahan)
Penulis : Anne Rice
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit :
Desember 2000 (Cetakan Kedua)
Tebal :
608 halaman
Harga : - (pinjem dari temen ^.^
)
RAMSES
II BIKIN OTAK DAN HATI JUNGKIR BALIK
Takjub!
Jujur baru baca novel yang
memadukan sejarah-supernatural-romans. Dan langsung suka!
Nggak ngerti sama
penulis-penulis yang mengkhayalnya sesuatu tingkat tinggi begini. Geleng-geleng
kepala. Mereka jenius!
Soal Ramses II, Cleopatra,
mumi, dan tetek bengeknya memang ada (walau nggak pernah ke Mesir juga dan tahu
wujud mumi mereka). Tapi ‘ramuan’ Anne Rice menulis novel ini bikin
bertanya-tanya ‘benerankah ini?’, ‘apa memang Ramses II berkodrat abadi?’, ‘apa
Cleopatra beneran jatuh cinta sama Ramses II?’ Ya ampun, penulis ini bikin otak
jungkir balik! Dia bikin tulisan fiksi, yang kemungkinan hasil imajinasi lalu
ditambahin ke sejarah sebenernya, dengan begitu ciamik. Mungkin perasaan takjub
semacam inilah yang bikin fans novel fantasi Harry Potter tergila-gila banget
sama tulisan J.K Rowling. Kalau sudah suka, terpikat, bisa menikmati cerita ini
sampai terlena. Sori, lebai, hehehe.
Yang bikin saya betah baca
novel ini adalah sisi sejarahnya. Saya suka sejarah dan kepengen tahu masa
lalu. Ah, andai memang ada mesin waktu untuk mengetahui fakta sebenarnya di
masa lalu. Di samping itu, sentuhan romansanya. Terus saya juga paling demen
sama tokoh lelaki yang terlihat tampan-berwibawa-penuh kasih-pengayom-dominan.
Gila, kalau Ramses II seganteng itu, apa kabar Nabi Yusuf? *istighfar banyak2*.
Dilhat dari sisi magis, novel
ini tidak terlalu membuat bulu kuduk merinding. Karena toh Ramses II di sini – walaupun
sebagai pribadi dengan kodrat hidup abadi – hidup kembali sebagai lelaki biasa,
tidak punya kekuatan supernatural apa pun, bisa mewek pula. Begitu pula
Cleopatra. Cara mereka bangkitlah yang sedikit di luar akal kita-kita ini.
Tapi, bisa dicerna dengan sentuhan ilmu kimia zaman modern bahwa sebuah ramuan
kimiawi akan memberikan efek pada sel-sel organisme.
Kalau bicara sisi
mengerikannya sih jelas, pas bagian Si Ratu Mesir sukses membunuh beberapa
korbannya dengan ‘enteng’.
Novel ini bertahun 1989 (saya
belum lahir :p), diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia pada tahun 2000
(cetakan ke-2), sangat mudah dicerna. Yang berbelit-belit dan membuat bingung
justru deskripsi ceritanya sendiri yang detail sehingga terkesan panjang sampai
saya skip. Maklum, nggak sabaran
juga. Xoxoxo.
Lalu, ada yang bikin sedikit bertanya-tanya
sebenarnya: kenapa Ramses Terkutuk (Ramses II) membangunkan Cleopatra lagi?
Hanya ingin uji coba ramuan yang telah lama dia simpan atau yang lain? Tapi,
mungkin itulah sisi yang bikin pembaca gemes. Belum lagi si tokoh Julie (yang
ditaksir sama Ramses II) ini kok berasa tersihir sama kegantengannya Ramses,
jatuh cinta setelah – katakanlah – sekali/ dua kali berinteraksi. Dan sempet
mikir, wajahnya Ramses itu ganteng-ganteng Arabic apa Eropa? Soalnya bermata
biru, apa memang orang ke-Arab-an ada yang matanya biru? Tapi seru sih, bisa
bayangin kegantengannya yang unik itu. Hehehe. Duh, daripada saya spoiler mulu, coba deh baca sendiri,
pasti sensasional banget rasanya! ^.^
Penulis membuat ending menggantung yang bikin kesel (jujur,
sebel kenapa harus digantung, sih? Hehehe). Ramuan Ramses II diminum oleh
orang-orang yang dipilihnya. Apakah akan memberikan efek yang sama
mengerikannya seperti yang terjadi pada Cleopatra? Duh, ada sekuelnya nggak sih
ini novel? :p Jujur saya baru ‘kenal’ Anne Rice sekarang dan setelah searching ternyata beliau sukanya
menulis hal-hal berbau gotic, supernatural, dan tentu saja berbaur dengan
romansa.
Novel ini juga memberikan sentuhan psikologi tentang orientasi seksual sesama jenis dan tentang fenomena electra complex, lho. Ternyata fenomena semacam itu sudah ada sejak zaman itu (1914 kalau nggak salah setting waktu novel ini), sementara zaman tersebut mungkin hal-hal semacam itu (penyimpangan orientasi seksual) merupakan hal tabu.
Novel ini juga memberikan sentuhan psikologi tentang orientasi seksual sesama jenis dan tentang fenomena electra complex, lho. Ternyata fenomena semacam itu sudah ada sejak zaman itu (1914 kalau nggak salah setting waktu novel ini), sementara zaman tersebut mungkin hal-hal semacam itu (penyimpangan orientasi seksual) merupakan hal tabu.
Pokoknya saya suka novel ini.
Siapa pula yang nggak meleleh membayangkan lelaki yang gantengnya luar biasa-bermata
biru tajem-gagah-berkarisma? :p
Selain itu, gara-gara baca
novel jadul ini saya sering menemukan istilah ‘mendoyongkan’ tubuh/ diri (dalam
terjemahan). Saya malah sering nemu istilah ‘mencondongkan’ tubuh/diri di
novel-novel zaman-zaman ini. Hehehe. Atau masih ada yang pakai kata ‘doyong’?
Kok saya jadi inget lagu dangdut ‘waru doyong’ :D. Istilah lainnya lagi yang ‘baru’
yaitu ‘menghela’, di novel ini pemakaiannya bukan hanya untuk ‘menghela napas’
tapi juga ‘menghela tubuh’. Nambah kosa kata dan pemakaiannya yang baru
lagiii... asyik! (Berasa jadi Cleopatra di sini yang selalu bilang ‘asyik’ setiap
nemu sesuatu yang baru di zaman modern :p)
Pokoknya, novel ini seru! Bintang
5 buat novel ini. :p
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ditunggu kritik dan saran membangun yah :)