Haram Membiarkanmu Bahagia
Kali ini kusadari/ Aku telah jatuh cinta/
Dari hatiku terdalam/ Sungguh aku cinta padamu
Cintaku bukanlah cinta biasa/ Jika kamu yang
memiliki/ Dan kamu yang temaniku seumur hidupku
Terimalah pengakuanku/ Percayalah kepadaku/
Semua ini kulakukan/ Karena kamu memang untukkuS
Cintaku bukan cinta biasa/ Jika kamu yang
menemani/ Dan kamu yang temaniku seumur hidupku
Terimalah pengakuanku
(Afgan-Bukan Cinta Biasa)
Niar tengah
bengong membayangkan gimana senengnya dia nanti saat ketemu idolanya, Afgan
yang akan mengadakan meet and greet di sebuah café ternama di Surabaya. Namun,
tiba-tiba ia membau cairan seperti bau es cendol membasahi kepalanya.
“ROCKYYYY……………..!!!!!!!”
teriak Niar setelah mengetahui siapa orang yang kurang ajar menumpahkan es ke
kepalanya.
“Jadi orang
jangan suka ngayal tinggi-tinggi! Nyadar dong, kalo miskin!” komentar Rocky
mengejek Niar.
“Apa lo?!” tanya
Niar garang.
”Apa lo?!” tanya
balik Rocky.
“Kagak bisa
ngebiarin orang hidup bahagia sedikit ya, lo? AWAS!!!” ancam Niar.
“Kebanyakan omong
lo!”
“Dasar orang
sinting, gila, nggak waras,
Schizophrenia, nggak penuh….,”. Niar
terus mencaci Rocky sedang Rocky hanya menjulur-julurkan lidahnya.
yyy
Niar sebal
setengah mampus sama Rocky. Senior gila dengan rambut gimbal, pede yang tinggi,
dan nggak pernah bisa diem untuk
membuat hidup orang susah. Sialnya, Niar harus menjadi salah satu korbannya.
Alkisah Niar
adalah mahasiswa baru di fakultas Psikologi universitas ternama di Surabaya.
Saat OSPEK, Niar selalu membuat onar dengan melakukan banyak kesalahan mulai
dari selalu datang terlambat, nggak
pakai keplek identitas, nggak
ngumpulin tugas dan masih banyak lagi. Dan hal ini membuat Niar harus selalu
beurusan dengan Rocky salah seorang senior yang menjabat sebagai KOMDIS (Komisi
Disiplin). Ternyata perselisihan nggak
berakhir saat OSPEK selesai namun berlanjut setelah Rocky mengetahui bahwa Niar
adalah anak penjual sayur keliling langganan ibunya.
Niar menyusuri
jalan setapak menuju rumahnya setelah naik angkot selama 15 menit. Niar
memasang tampang manyun sembari menendang-nendangkan sepatunya ke udara. Masih
merutuki kejahilan Rocky. Namun, kusutnya wajah niar berubah drastis sore
harinya saat ia berangkat menuju café dimana sang idola akan unjuk gigi. Niar
rela berdesak-desakkan naik bus kota dan berebut tempat duduk terdepan saat di
café demi sang idola hati. Tapi apa yang didapat Niar sesampainya di café
bener-bener nggak sesuai dengan
payahnya usahanya untuk sampai ke café itu. Ternyata Afgan gagal dateng! Betapa
kepala Niar sudah berrtanduk dengan wajahnya yang begitu memerah panas. Bisa
dibayangkan betapa jengkelnya Niar.
Niar pulang
dengan wajah dua kali lipat lebih kusut ketimbang perlakuan Rocky tadi di
kampus. Tiba-tiba ada mobil yang berhenti tepat di depan Niar. Dan Niarpun
langsung bisa mengenali siapa yang mengendarai mobil dengan suara bising itu.
“Gue bilang juga
apa? Penjual sayur nggak pantes
ketemu artis! Ngeyel sih, lo!” ejek si pengemudi mobil itu.
“Kenapa sih, lo nggak ngebiarin gue hidup bahagia sekali
aja?” tanya Niar sewot.
“Haram bagi gue
ngebiarin elo hidup bahagia!” balas Rocky sewot.
Niar menghampiri
Rocky dan memaksanya keluar dari mobil Hartop-nya.
“Turun lo! Turun,
cepetan! Turun!” perintah Niar sambil menarik kerah baju Rocky bak preman.
“Apa-apaan sih,
lo?” tanya Rocky.
Setelah Rocky
turun dari mobil, Niar langsung menarik hidung Rocky, menjambak rambutnya,
memukulinya sampai Rocky mengerang kesakitan. Dan yang terakhir, Niar menonjok
Rocky.
“BBUUKK…!!!”
“Elo gila, ya?”
seru Rocky.
“Elo yang gila!
Elo selalu menganiaya gue. Mau elo apa, sih?” tanya Niar balik yang tak kalah
marah.
“Karena elo
pantes digituin!” jawab Rocky.
“Nggak rasional banget alasan elo. Idiot
ya elo?”
“Enak aja ngatain
orang idiot. Ya, rasional aja,” kilah Rocky membela diri.
“Nggak rasional!”
“Rasional!”
“Nggak!”
“Rasional!”
Adu mulut mereka
berhenti saat bibir Rocky berdarah.
“Mulut elo, tuh!”
kata Niar.
“Kenapa?” tanya
Rocky sambil meraba bibirnya.
“Gara-gara elo,
sih!” tuduh Rocky.
“Elo duluan yang
mulai!” elak Niar.
“Nih, buat
membersihkan luka elo!” kata Niar sambil menyerahkan tissu pada Rocky.
“Bersihin, dong!”
pinta Rocky menggoda.
“Jangan
aneh-aneh! Mau gue tonjok lagi?”
“Eh, jangan,
jangan! Jahat banget sih, bantu ngobatin aja pelit banget.”
Dan akhirnya
mereka pulang. Rocky mengantar Niar pulang karena hari sudah larut malam.
yyy
Keesokan paginya,
Niar berjualan sayur keliling menggantikan ibunya yang sedang mendapat orderan
masak di sebuah hajatan milik tetangganya. Niar sengaja berhenti di depan rumah
Rocky sambil berteriak,” Sayur! Sayur!”.
“WOY, BERISIK!”
teriak Rocky dari dalam rumah tanpa menampakkan batang hidungnya.
“Sayur! Sayur!”
teriak Niar sekali lagi.
“MAMA NGGAK ADA, JADI NGGAK BELI SAYUR!” teriak Rocky sekali lagi.
Mendengar jawaban
Rocky, Niar mendorong lagi gerobaknya. Tapi sial, Niar terserempet mobil hingga
Niar terpelanting dan terluka, gerobaknya pun porak poranda. Rocky yang kaget
dengan suara tabrakan tadi dengan segera berlari keluar rumah menghampiri Niar.
Ia pun segera membopong Niar ke dalam rumahnya.
“Aduh, lembut
sedikit dong!” pinta Niar saat Rocky mengobati luka di lututnya.
“Iya, iya! Dasar
tukang sayur bawel!” tungkas Rocky.
“Sudah! Sudah!
Gue mau jualan lagi,” lanjut Niar.
“Elo gila, ya?
Luka elo tuh parah banget!” protes Rocky.
“Tapi, gue harus
jualan,” kata Niar memaksa untuk berdiri hingga menubruk tubuh Rocky. Niar
nyaris tak kuasa berdiri tegak karena lukanya membuatnya tidak kuat menahan
berat tubuhnya. Rocky pun menangkap tubuh Niar yang nyaris jatuh.
“Keras kepala
banget, sih? Elo mau jualan apa? Gerobak elo rusak parah!”
“APA??!! Rugi
dong, gue!” seru Niar kaget karena hanya itulah sumber utama penghasilan
keluarganya.
“Udah, tenang
aja! Yang penting luka elo sembuh. Sini, gue obatin lagi,”
“Tumben, baik?”
sindir Niar.
“Pasti ada
maunya. Dulu, diem-diem elo melunasi SPP semester dua gue terus elo minta gue
jadi babu elo,” tambah Niar.
“Pembantu umum,”
“Whaterver-lah
yang penting bikin gue sengsara. Sekarang apa lagi?”
Rocky mendekatkan
dirinya pada Niar hingga jarak hidung mereka hanya beberapa senti.
“First kiss dari
elo.”
Niar melotot
hendak menonjok Rocky seperti kapan hari lalu. Rocky dengan sigap menghindarinya.
Kemudian Rocky menarik tubuhnya menjauh.
“Sabtu lusa jam
empat sore, jangan lupa dateng di taman kota. Awas nggak dateng!”
Dan Rocky
meninggalkan Niar dengan tanda tanya besar di otaknya.
yyy
Sabtu sore pukul
empat tepat Rocky sudah menunggu Niar dengan seikat mawar merah di tangannya
sambil ia tersenyum-senyum sendiri membayangkan ia akan menyatakan cinta pada
Niar.
Lama Rocky
menunggu Niar dengan resah, hampir tiga jam. Tiba-tiba handphone-nya berdering.
Menurut si penelepon di seberang sana, Niar kecelakaan hebat sehingga ia masuk
UGD (Unit Gawat Darurat). Tanpa pikir panjang Rocky menyusul Niar ke rumah
sakit. Berita selanjutnya yang ia dapat adalah Niar koma. Dan setelah tiga hari
koma, Niar mengalami amnesia.
“Tenang saja,
amnesianya nggak permanen. Jadi, asal
selalu dilatih untuk mengingat secara rutin bisa sembuh cepat,” tutur dokter
yang menangani Niar pada keluarga Niar dan Rocky.
Hidup Niar
dimulai dari nol kembali. Keluarga dan Rocky setiap hari berusaha keras
memulihkan ingatan Niar. Yang namanya usaha telaten merawat orang sakit pasti
mengalami titik kejenuhan dan itulah yang dialami Rocky.
“Masa’ elo nggak ingat elo pernah jadi pembantu
gue? Usaha dong!” suruh Rocky suatu hari.
“Jangan suruh gue
ini dan itu. Kepala gue terasa mau pecah waktu berusaha mengingat semuanya.
Semua butuh proses,” tungkas Niar.
“Gue udah
berusaha melatih elo untuk ingat semua kenangan tentang kita, tapi seolah elo nggak mau mengingatnya lagi. Sengaja
nglupa’in yang terjadi di antara kita?”
“Memang apa yang
pernah terjadi di antara kita?”
“Kisah cinta
semalam di hotel!” jawab Rocky asal.
“HAH???!! Bejat
banget lo!”
“Ya, nggak lah! Kita tuh, sering berantem
sejak pertama ketemu. Masa’ nggak
ingat?”
“Kenapa sih, elo nggak ngebiarin gue bahagia sedikit aja
tanpa berusaha keras mengingat semuanya. Butuh waktu, nih!”
Kata-kata Niar
baru saja membuat Rocky memiliki secercah harapan. Berarti masih ada sedikit
kenangan yang masih tersimpan di otak Niar.
Waktu terus
bergulir, Niar semakin ingat siapa dirinya dan orang-orang di sekelilingnya.Dan
cinta Rocky semakin berubah, berubah menjadi lebih hebat.
Dan suatu hari
Rocky memberi surprise nonton konser Afgan di ballroom utama sebuah mall di
Surabaya yang sama seperti dulu Niar gagal menonton Afgan manggung. Di tengah hiruk-pikuk
suasana konser membuat pembicaraan mereka tak begitu jelas.
“GUE CINTA SAMA
ELO!” teriak Rocky di telinga Niar.
“APA??” tanya
Niar yang tak jelas mendengar kata Rocky.
“GUE CINTA SAMA
ELO!” teriak Rocky sekali lagi membuat Niar bengong.
“KENAPA?” tanya
Rocky menyadari keanehan Niar. Niar menggeleng
Usai nonton
konser Afgan, Rocky menggandeng Niar menuju tempat parkir.
“Seneng nggak hari ini?” tanya Rocky, Niar pun
mengangguk.
“Elo kenapa
menggut-manggut, geleng-geleng gitu? Belajar jadi orang bisu ya?” tanya Rocky
menohok hati Niar. Emang orang satu ini perkataannya selalu pedas.
Rocky terkesan
gondok dengan sikap Niar yang cuman manggut dan geleng kepala. Rocky pun hendak
masuk ke dalam mobil tapi dicegah oleh Niar. Setelah diam sejenak, Niar
memberanikan diri memastikan kebenaran ucapan Rocky tadi.
“Oh…jadi, elo
cuman main-main. Dasar playboy
teri…!!!” kata Niar sambil memukuli Rocky.
“Cintaku bukanlah
cinta biasa…Jika kamu yang memiliki…Dan kamu yang temaniku seumur hidupku…,”
suara Rocky menyanyikan lagu Bukan Cinta Biasa milik Afgan.
“Gue pengen akhir
kisah cinta penjual sayur keliling bakal indah bersama sang pangeran tampan
ini,” kata Rocky membanggakan diri. Membuat Niar tersenyum.
“Karena gue haram
ngebiarin elo bahagia sama orang selain gue,”
“Rocky.” Niar
menyebut nama Rocky dan memeluk kekasih barunya itu.